Berdoa bagi Sitanggor / Pray for Sitanggor Village


Tarutung (Waspada): Tiga orang tewas terpanggang ketika ratusan warga nekat membakar satu rumah di Sibuntuon, Desa Sitanggor, Kecamatan Muara–Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sabtu (15/5) sekira pukul 21:00, yang diisukan memiliki beguganjang. Seorang berhasil menyelamatkan diri dari kepungan massa.
Menurut keterangan, peristiwa sadis itu dipicu oleh kemarahan massa yang mencurigai para korban ada memiliki beguganjang sehingga membuat warga desa tersebut tidak senang. Sedangkan pihak aparat masih memintai keterangan beberapa orang di Mapolres Taput. Mereka bersikukuh untuk ikut memberikan keterangan.
Tiga korban tewas yakni, Bilson Simaremare,60, dan Riama boru Rajagukguk, 59, (suami-isteri), dan Lauren Simaremare, 30. Ketiganya penduduk Sibuntuon, Desa Sitanggor, Kecamatan Muara–Taput. Sedangkan isteri Lauren Simaremare bernama Tiorlina boru Nainggolan berhasil selamat dan hanya mengalami luka tusukan benda tajam oleh massa .
Kapolres Taput AKBP J Didiek Dwi Priantono SH yang dihubungi Waspada, Minggu (15/5) membenarkan peristiwa itu. 

Tarutung (Waspada News): Three people were killed when hundreds of desperate scorched burn a house in Sibuntuon, Sitanggor village, Muara District-District North Tapanuli (Taput), Saturday (15 / 5) approximately 21:00, which was rumored to have beguganjang. One managed to escape from the siege of the masses.

According to information, sadistic event was triggered by the anger of the masses who suspect the victims there have beguganjang thus making the villagers are not happy. While the party apparatus still memintai information some people in Mapolres Taput. They are determined to help provide a description.

Three victims were killed namely, Simaremare Bilson, 60, and Riama Rajagukguk Boru, 59, (husband-wife), and Lauren Simaremare, 30. All three residents Sibuntuon, Sitanggor Village, Sub-Taput Estuary. Meanwhile, Lauren's wife named Tiorlina Boru Simaremare Nainggolan survived and suffered only a puncture wound by a sharp object mass.

Police Taput AKBP J Didiek Dwi Priantono SH contacted Alert, Sunday (15 / 5) confirmed the incident.

Demikian berita koran lokal setempat tentang kejadian yang terjadi di desa ini.
Sejak kejadian yang terjadi di desa tersebut, kondisi dan keadaan di daerah itu 180 derajat berbalik. Dalam segala aspek kehidupan di desa tersebut berubah secara total. Dalam sekejap, hampir seluruh kepala keluarga desa tersebut diangkut ke pengadilan dan divonis penjara, artinya rata-rata setiap rumah tidak memiliki kepala keluarga dalam jangka waktu antara 2 sampai 15 tahun.
Selain itu, pertanian di desa ini juga mengalami perubahan yang sangat drastis. Hasil pertanian menyusut hingga hampir 80% - 90% sejak kejadian tersebut. Sehingga desa ini dengan tiba-tiba menjadi desa yang sangat miskin.
Letak geografis dari desa ini terletak di pengunungan sebelah utara kecamatan Muara. Dan transportasi sangat sulit untuk menjangkau daerah tersebut. jika di musim hujan, desa ini tidak bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor, satu-satunya cara adalah dengan berjalan kaki mendaki sejauh kira-kira 1km dari desa yang bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor. Keadaan tersebut menambah kesulitan warga desa tersebut.

Similarly, local news local newspaper about the events that occurred in this village.

Since the events that occurred in the village, the conditions and circumstances in the area turned around 180 degrees. In all aspects of rural life has changed totally. In an instant, nearly all heads of village families were hauled into court and sentenced to prison, which means that on average each house has no head of household in a period between 2 and 15 years.

In addition, agriculture in this village also experienced a very drastic change. Agricultural output shrank by nearly 80% - 90% since the incident. So this village suddenly becomes a very poor village.

The geographic location of this village is located in the mountains north of Muara district. And the transportation is very difficult to reach the area. if in the rainy season, the village is inaccessible by vehicles, the only way is by walking up the extent of approximately 1km from the village who can be reached by motor vehicle. The situation adds difficulties citizens of the village.

Dalam keadaan seperti itu GBI Tarutung Kota terpanggil untuk menjangkau mereka baik dalam rohani maupun jasmani. Sejauh ini GBI Tarutung telah mengadakan beberapa kegiatan sosial di desa tersebut. antara lain Kebakian kebangunan Rohani, Pengobatan gratis yang sudah diadakan sebanyak dua kali. Dengan bekerja-sama antara Gereja dan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara melalui Dinas Kesehatan. Pengobatan massal ini dilaksanakan dengan skala yang cukup besar dengan melibatkan 10 dokter umum, 3 dokter gigi, dan tambahan personil keperawatan.

Tak lupa juga kita senantiasa berbagi dengan mereka berupa sembako, paket alat tulis untuk anak sekolahan dan lain sebagainya.

In such circumstances GBI Tarutung City called to reach out to them both in spiritual and physical. GBI Tarutung so far has held several social activities in the village. among others Kebakian revival, free treatment that has been held twice. With the collaboration between Church and North Tapanuli County Government through the Department of Health. Mass treatment was carried out with a fairly large scale involving 10 general practitioners, three dentists, and additional nursing personnel.


Do not forget we always share with them in the form of daily necessities, stationery package for school children and others.

Baru-baru ini (Maret 2011), GBI Tarutung kota juga melanjutkan kegiatan sosial tersebut, dalam bentuk pembagian baju bekas layak pakai kepada masyarakat Sitanggor. Mulai dari anak-anak hingga dewasa. Baju-baju tersebut diperoleh dari persembahan jemaat-jemaat Tuhan di GBI, dan juga persembahan dari teman-teman seiman dari luar Sumatera Utara, yang dikirim langsung melalui GBI Tarutung Kota.

Recently (March 2011), GBI Tarutung city also continue the social activities, in the form of division of thrift Sitanggor worthy life to the community. Starting from children to adults. The clothes were obtained from the offerings of God congregations in the GBI, as well as offerings from friends and fellow believers from outside of North Sumatra, which are sent directly via the GBI Tarutung City.
 Tidak tertutup kemungkinan bagi Bpk/Ibu/Sdr/i yang membaca blog untuk bisa bersama-sama dengan kami ikut serta membantu mereka. apapun yang Anda bisa berikan, kami pastikan itu sangat membantu mereka. Kami tunggu uluran tangan Anda. Silahkan menghubungi kita di sekretariat GBI Tarutung Kota di:
telepon (0633) 21990
email: gbitarutungkota@rocketmail.com
twitter: @gbitarutungkota

There is a possibility for Mr. / Mrs. who read the blog to be able to jointly participate with us to help them. whatever you can give, we make sure it really helps them. We look forward to your helping hand. Please contact us at the secretariat of the GBI Tarutung City:

telephone +62 633 21 990

email: gbitarutungkota@rocketmail.com

twitter: @ gbitarutungkota



Tuhan Yesus memberkati
God Bless You


Kondisi desa Sitanggor/Condition Sitanggor village


Ibu Gembala Panggabean dan seorang Guru Sekolah Minggu bersama dengan anak-anak desa Sitanggor/
Mrs. Panggabean and a Sunday school teacher along with the village children Sitanggor


Foto bersama para tim dan anak-anak desa Sitanggor/
Photo with the team and the village children Sitanggor




Ibu Gembala memimpin langsung ibadah singkat di halaman sekolah
Mrs. Panggabean led a short worship directly in the school yard




Pembagian baju untuk anak-anak/
Distribution of clothes for children


Salah satu warga desa/
a villager of Sitanggor


Suasana pembagian baju bagi orang dewasa/
The atmosphere of clothes for adults














pembagian makanan ringan seadanya bagi anak-anak/
potluck snacks division for children






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sampaikan permohonan doa anda sms 081370816969