Tahun Ayin Beth (Bag 1)
Pada tanggal 28 September yang 
lalu setelah jam 6 sore di Israel, yang artinya setelah jam 11 malam di 
tempat kita, mereka merayakan tahun baru 5772 yang kita sebut dengan "Ayin Beth" (72). Biasanya setiap tahun sejak tahun 2000, saya selalu pergi ke convocation doa di Yerusalem seperti juga pada tahun ini. Convocation Jerusalem House of Prayer for All Nations biasanya
 dimulai pada waktu tahun baru orang Yahudi. Jadi sejak tahun 2000 
hingga hari ini, baru 2 kali saya tidak hadir; termasuk yang sekarang 
ini, tetapi nanti malam saya akan terbang ke sana sebab bagian saya di 
sana adalah untuk mengimpartasikan pengurapan. Saya tidak bisa hadir 
dalam pembukaannya karena memang ada doa pengerja dan ini merupakan 
minggu pertama, sehingga saya harus bersama-sama dengan Saudara di 
tempat ini.
Saudara, biasanya Tuhan memberikan 
tuntunan untuk tahun berikutnya dan kebanyakan Tuhan mulai berbicara 
sekitar bulan November, tetapi kali ini ada sesuatu yang luar biasa di 
mana untuk tahun 2012 Tuhan sudah membukakan satu tema kepada kita; 
sehari sebelum tahun baru orang Yahudi yang me-reka sebut dengan Rosh Hashanah. Jadi ketika mereka masuk tahun yang baru, mereka akan berkata, "Shana Tova!" Sehari sebelum Rosh Hashanah,Tuhan mengungkapkan bahwa tema tahun 2012 adalah, "Tahun 2012 adalah Tahun Perkenanan Tuhan!"
Saudara, pasti ada waktunya di mana 
Tuhan akan bicara secara mendetail akan hal ini, tetapi ada suatu yang 
luar biasa dengan tahun perkenanan Tuhan, sebab di sini artinya Tuhan 
yang berkenan! Tuhan yang mau! Jadi jika selama ini dikatakan bahwa kita
 harus percaya supaya apa yang kita percayai itu pasti terjadi, maka 
untuk tahun berikutnya semua itu akan terjadi karena Tuhan yang mau, 
meskipun kita ragu-ragu atau sedikit tidak terlalu yakin!
Mungkin kita yang sedang dalam keadaan sakit bertanya, "Benarkah saya akan sembuh?" Memang
 manusia penuh dengan kelemahan, termasuk saya; kadang-kadang dalam 
menghadapi sesuatu sempat ragu-ragu, tetapi karena ini adalah tahun 
perkenanan Tuhan, maka Tuhanlah yang berkenan, Tuhanlah yang berkehendak
 sehingga tidak ada yang bisa menghalangi! Nanti pada tahun 2012 Saudara
 akan banyak mengalami apa yang disebutkan dalam 1 Korintus 2:9, "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata,
 dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di
 dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang 
mengasihi Dia." Amin!
BERJALAN DALAM TAHUN AYIN BETH
Sejak tahun 2009 Tuhan berbicara kepada 
kita tentang "Ayin" (70) yang huruf Ibraninya menyerupai sebuah mata. 
Dan banyak hamba-hamba Tuhan seluruh dunia yang percaya bahwa itu 
berbicara tentang mata Tuhan dan mata kita. Mazmur 32:8, 
"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus 
kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."
Saya percaya kita semua mau menerima 
nasehat Tuhan, tuntunan Tuhan dan ajaran Tuhan. Dan itu semua bisa kita 
tangkap hanya jika mata kita senantiasa tertuju kepada Tuhan Yesus! 
Saudara, ini penting! Memasuki tahun berikutnya kiranya mata kita hanya 
tertuju kepada Tuhan Yesus dan tidak kepada yang lain-lain. Tidak ada 
lagi yang namanya "mata keranjang", "mata duitan" apalagi "mata-mata". 
Pokoknya mata kita ini hanya tertuju kepada Tuhan Yesus. Amin!
Oleh sebab itu mari kita berjanji menjelang tahun yang baru ini, "Tuhan, biarlah mataku hanya tertuju pada-Mu!"
TUBUH KITA ADALAH BAIT ROH KUDUS
"Ayin Beth" (72), "Beth" artinya Bait atau Rumah dan pesan Tuhan adalah 1 Korintus 6:19–20,
 "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
 di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu
 bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah 
lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"
Saudara, ada berapa banyak yang mengerti
 bahwa Roh Kudus ada di dalam kita oleh karena kita percaya kepada Tuhan
 Yesus? Amin! Apa artinya Roh Kudus di dalam kita? Artinya, tubuh ini 
miliknya Tuhan Yesus dan bukan milik kita sendiri. Sebab kita sudah 
dibeli dan harganya sudah lunas dibayar. Jadi, tidak boleh ada orang 
yang berkata begini, "Tangan… tanganku sendiri! Mulut… mulutku 
sendiri! Mata… mataku sendiri! Uang... uangku sendiri! Aku bisa pakai 
semuanya! Aku bisa gunakan sesuka hatiku!"
Jangan ada yang berkata demikian! Sebab 
semuanya adalah milik Tuhan, apa pun yang kita lakukan, apa pun yang 
kita pikirkan, apa pun yang kita kerjakan biarlah semuanya itu 
menyenangkan hati Tuhan! Dengan demikian artinya kita memuliakan Tuhan 
dengan tubuh kita dan kekayaan kita. Kalau Saudara lakukan seperti itu 
maka multiplikasi dan promosi pasti terjadi dalam hidup Saudara. 
Haleluya!
Kalau kita mengerti bahwa tubuh kita adalah rumah-Nya Roh Kudus, maka kita akan mengerti bahwa tubuh kita juga adalah :
1. RUMAH ROTI
"Roti" itu adalah firman Tuhan. Yohanes 1:1 "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."
Dia ada di dalam Saudara dan saya! Tubuh kita adalah Rumah Roti atau Rumah Firman atau Betlehem. Tuhan Yesus berkata, "Jikalau
 kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah
 apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya ..." (Yohanes 
15:7).Saudara, kalau firman Tuhan tinggal di dalam kita 
maka kesukaan kita adalah firman Tuhan dan kita akan merenungkannya 
siang dan malam serta melakukannya. Kalau kita dalam kondisi seperti 
ini, maka apa saja yang kita perbuat pasti berhasil!
2. RUMAH BERKAT (House of Blessing)
Jika kita mengerti bahwa tubuh kita ini adalah rumah Roh Kudus, maka kita juga akan mengerti bahwa tubuh kita adalah "Rumah Berkat" sebab
 Dia Sang Pemberi Berkat yang Terbesar ada di dalam kita. Tuhan Yesus 
memberikan berkat yang luar biasa dan paling besar, yaitu nyawa-Nya dan 
hidup-Nya buat Saudara dan saya. Karena Dia ada di dalam kita, maka kita
 pasti diberkati; dan juga menjadi berkat bagi orang lain.
• Daud pernah berkata, "Dahulu
 aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang
 benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia 
menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi 
berkat." (Mazmur 37:25-26).
• Tuhan Yesus berkata, "Berilah
 dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang 
digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. 
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." 
(Lukas 6:38).
Apakah Saudara mau diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain? Berilah; maka engkau akan diberi!
Jika Saudara mau memberi beras dengan 
ukuran sebuah gelas, maka Tuhan pun akan mengembalikannya dengan memakai
 ukuran gelas tersebut.
Sekarang perhatikan caranya Tuhan 
mengembalikan kepada kita; takarannya adalah tetap gelas ukuran tersebut
 dan katakanlah beras juga yang akan diberikan kepada kita. Sesuai 
dengan janji firmanNya,
• Tuhan akan mencedok beras tersebut dan setelah penuh,
• Tuhan akan memadatkan isi gelas itu se-hingga turun permukaannya,
• lalu Tuhan menambahkan beras lagi ke dalam gelas itu dan memadatkannya lagi se-hingga kembali turun permukaannya,
• dan itu terus dilakukan hingga beras dalam gelas itu padat penuh.
• Tetapi bukan hanya itu, gelas tersebut
 digoncang-goncang, sehingga beras itu mengisi rongga-rongga kosong yang
 masih ada dalam gelas tersebut, sehingga turun lagi permukaannya
• dan kembali Tuhan menambahkan beras ke dalam gelas hingga penuh;
• bahkan tidak hanya sampai di situ, karena Tuhan terus tambah-tambahkan sampai melimpah keluar,
Itulah yang akan dicurahkan ke dalam 
ri-baanmu! Ukurannya tetap sama, tetapi apa yang kita terima tidak sama 
dengan apa yang kita beri dan kuncinya adalah :
a. Berilah, maka kamu akan diberi!
Perhatikanlah, dalam firman Tuhan tadi tidak ada kata-kata bahwa "Berilah! Ini hanya berlaku bagi orang yang mampu dan orang yang tidak mampu tidak perlu memberi".
 Tidak ada yang seperti itu! Jadi, baik orang yang mampu ataupun orang 
yang tidak mampu, semuanya harus memberi kalau mau diberkati!
Akan tetapi seseorang yang memang tidak 
memiliki uang, bisa juga memberikan pemberian yang baik dalam bentuk 
lain, seperti kata-kata yang baik, pujian, sikap yang ramah, perbuatan 
yang baik, dan sebagainya. Jadi orang miskinpun bisa memberi.
Memang ada pengertian yang salah yang 
selalu ditanamkan dalam pikiran orang yang miskin; bahwa bagian mereka 
hanya untuk menerima saja. Dan kalau ia hanya mene-rima saja, maka orang
 itu akan tetap miskin dan tidak mungkin jadi kaya karena firman Tuhan 
jelas berkata, "Berilah maka kamu akan diberi ..."
b. Memberi tanpa syarat
Kadang-kadang kita selalu memberikan syarat jika mau memberi, misalnya, "Baik,
 saya mau memberi asalkan kamu baik-baik saja. Air mukamu kalau meminta 
yang ba-iklah, kata-katamu juga harus yang sopan, maka nanti aku akan 
memberi. Tetapi kalau air mukamu cemberut sampai aku muak melihatnya, 
aku tidak akan memberi!" Yang seperti ini banyak terjadi!
Beberapa waktu yang lalu saya pernah 
menonton televisi saluran National Geographic Adventure yang menayangkan
 tentang seorang wanita yang menapak tilas jalur perdagangan 
rempah-rempah pada zaman dulu di daerah Arab hingga Yaman dan 
seterusnya. Perjalanannya itu melalui Arab Saudi di mana di sana dia 
bertemu dengan Pangeran Arab Saudi. Sewaktu dia ke kantornya, pangeran 
itu berkata, "Baik, supaya kita punya lebih banyak kesempatan untuk berbicara; maukah kamu ikut saya malam ini?" dan si wanita itu berkata, "Baik, tetapi mau kemanakah kita ini?" Pangeran itu menjawab,"Ke padang gurun. Aku akan bertemu dengan kurang lebih 1.000 orang dari suku-suku di gurun." Akhirnya mereka pergi bersama dan apa yang mereka lakukan di sana?
Ternyata sekretaris pangeran itu 
menerima banyak sekali kertas-kertas. Ketika ditanya kertas-kertas 
apakah itu, sang pangeran menjelaskan bahwa itu adalah kertas-kertas 
yang berisi permintaan mereka kepadanya. Lalu tiba-tiba ada seorang yang
 menghampiri pangeran tersebut dengan raut muka yang sangat tidak enak. 
Jangan lupa bahwa dia sedang menghadap kepada seorang pangeran! Kemudian
 orang itu kelihatan seperti ‘ngoceh-ngoceh’ dan pangeran itu hanya mengangguk-angguk. Wanita pembawa acara itu bertanya kepada pangeran, "Ada apakah gerangan?" dan pangeran ha-nya menjawab, "Oh, orang itu ada masalah, dia menginginkan mobil. Yah, sudahlah saya berikan saja mobil".
Itu luar biasa dan pada saat itu Tuhan bicara kepada saya, "Kamu
 lihat, dia bisa memberikan mobil kepada orang yang caranya meminta 
kepada seorang pangeran seperti itu. Apakah kamu juga bisa memberi 
kepada orang yang seperti itu?" Di situlah saya bertobat, sebab 
kadang-kadang Tuhan kirimkan orang-orang yang meminta kepada kita, 
tetapi sepertinya kitalah yang berhutang! Namun hari ini Tuhan 
memberikan kita pilihan, "berilah, maka engkau akan diberi!" dan caranya memberi seperti ilustrasi gelas ukuran dan beras tadi.
Sejak saat itu saya berjanji, "Tuhan, saya tahu bahwa apa yang dilakukan pangeran itu adalah benar" dan jika kita melakukan yang seperti itu maka Lukas6:38 tadi menjadi milik Saudara dan saya. Amin!
Tetapi bagi yang memintanya juga harus 
mengkoreksi diri. Jangan karena mendengar khotbah saya maka orang itu 
bisa meminta dengan cara seenaknya. Sebab kalau Saudara hanya 
minta-minta, tidak akan mengalami janji Tuhan tadi. Tidak peduli apakah 
sedang berkekurangan atau tidak, kita harus memberi kalau mau diberi!
BERSAMBUNG
Khotbah Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo,
Minggu – 2 Oktober 2011 di Senayan.